Ternyata Ada Manusia Yang Lahir Tanpa Sidik Jari


Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.
Terkenal tahun 1930-an, gangster John Dillinger membakar sidik jarinya dengan asam dalam upayanya untuk tidak meninggalkan jejak di TKP. Tapi bagi kebanyakan dari kita, tidak memiliki sidik jari akan menjadi mimpi buruk, menyebabkan masalah di kontrol perbatasan dan ketika membuktikan identitas kita.

Pada ilmuwan berhasil mengidentifikasi gen yang menyebabkan kondisi di mana orang tidak mempunyai sidik jari. Kondisi ini disebut adermatoglyphia atau Immigration Delay Disease. Orang-orang dengan kondisi semacam ini dilahirkan tanpa alur atau pola pada bantalan jari-jari mereka. Selain menyebabkan tidak adanya sidik jari, kondisi ini juga menyebabkan penurunan jumlah kelenjar keringat. Sidik jari yang abnormal juga bisa menjadi tanda peringatan atas gangguan yang berat.

Temuan baru oleh Profesor Eli Sprecher di Fakultas Kedokteran Tel Aviv University’s Sackler dan Tel Aviv Sourasky Medical Center menunjukkan bahwa mutasi genetiklah yang bertanggung jawab atas kondisi tidak biasa ini. Kondisi ini pertama kali menarik perhatian masyarakat medis ketika seorang wanita Swiss mencoba menyeberangi perbatasan untuk pergi ke Amerika Serikat di mana setiap nonwarga wajib diambil sidik jarinya pada saat masuk. Petugas kala itu bingung ketika wanita itu mengatakan kepada mereka bahwa dirinya tidak memiliki sidik jari.

Wanita itu dan sembilan anggota keluarganya yang juga tidak memiliki sidik jari menjalani analisis genetik. Para ilmuwan di Tel Aviv University pun membandingkan gen mereka untuk mengidentifikasi letak perubahan genetik. Mereka menemukan versi kulit yang spesifik di mana gen SMARCAD1 mempengaruhi perkembangan sidik jari. Gen yang terkait dengan pengembangan kulit pada orang-orang tanpa sidik jari memiliki tingkat yang lebih rendah.

Para ilmuwan sekarang akan dapat menyelidiki lebih lanjut bagaimana gen mengatur perkembangan sidik jari. Seperti DNA, sidik jari yang unik dapat dijadikan sevagai alat identifikasi kejahatan. Sidik jari terbentuk 24 minggu setelah pembuahan dan tidak berubah sepanjang hidup kita. Hanya empat keluarga di dunia yang diketahui menderita adermatoglyphia.

Profesor Sprecher mengatakan bahwa tidak hanya ujung jari yang memiliki kulit berpola. Telapak tangan, jari kaki dan telapak kaki juga memiliki pola yang disebut dermatoglphs. Namun, ia menambahkan bahwa faktor-faktor yang mendasari pembentukan dan pola sidik jari selama perkembangan embrio secara keseluruhan tidak diketahui.

Dan telah di temukan kasus manusia yang terlahir tanpa sidik jari , berikut beritanya :

Setiap manusia memiliki sidik jari khas sehingga digunakan sebagai alat identifikasi. Penelitian terbaru menunjukkan terdapat manusia yang terlahir tanpa tanda unik ini.

Pada tahun 2007, seorang wanita berkewarganegaraan Swis di penghujung usia 20-an berupaya melintas batas Amerika Serikat. Petugas imigrasi tak bisa mengkonfirmasi identitas wanita tersebut. Foto paspor dinyatakan cocok dengan wajahnya namun ketika jari wanita tersebut ditempelkan ke mesin pemindai, sidik jari tak ditemukan.

Wanita tersebut mengalami kelainan fisik langka yang disebut adermatoglyphia. Ahli dermatologi dari Tel Aviv Sourasky Medical Center di Israel menyebut penyakit ini sebagai “kelainan kasip imigrasi” karena penderita akan kesulitan masuk negara asing.

Tercatat sembilan anggota keluarga wanita Swiss tersebut juga tak memiliki sidik jari. Sprecher bersama rekan-rekannya mencurigai kelainan disebabkan masalah genetis. Mereka mengumpulkan data DNA anggota keluarga dan membandingkannya dengan data DNA keluarga normal. Perbandingan ini kemudian diurutkan untuk dicari genom penyebab kelainan.

“Awalnya kami tak menemukan keganjilan saat membandingkan DNA ini,” ujar Sprecher.
Namun seorang mahasiswa bernama Janna Nousbeck melihat urutan singkat yang tumpang tindih dengan gen bernama SMARCAD1. Dari sinilah mutasi penyebab hilangnya sidik jari diperkirakan berasal.

“Mutasi sendiri tak terjadi pada daerah gen yang mengkodekan protein SMARCAD1 melainkan dekat dengan lokasi sambungan yang mengkodekan SMARCAD1 dengan sempurna,” ujar Sprecher.

Penelitian Sprecher berikutnya adalah mencari tahu fungsi gen SMARCAD1 terhadap pembentukan pola sidik jari. Namun ia memiliki dugaan kuat bahwa gen ini membantu pelipatan sel saat perkembangan janin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...